Grow Together Mentors Inspire Us In Life

Indonesia

Medco

Energy

Latest Release

Thursday, January 3, 2019

newsonline

Terbesar di Dunia, Medco Operasikan Unit Ketiga Proyek Tenaga Panas Bumi Sarulla

 
ilustrasi

PT Medco Energi Internasional Tbk hari ini mengumumkan operasi komersial unit ketiga dan terakhir dalam pengembangan tahap pertama dari Proyek Tenaga Panas Bumi Sarulla. Operasi komersial unit pertama dan kedua dari Proyek ini telah dimulai pada tanggal 18 Maret 2017 dan 2 Oktober 2017.

Hilmi Panigoro, Presiden Direktur MedcoEnergi mengklaim, proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan kontrak tunggal terbesar di dunia yang terletak di distrik Pahae Jae dan Pahae Julu, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara, Indonesia.

Proyek senilai US$ 1,7 miliar ini menghasilkan sekitar 330 MW listrik, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik bagi 2,1 juta rumah tangga Indonesia. Adapun Proyek ini disponsori oleh konsorsium Medco Power Indonesia, ITOCHU Corporation, Kyushu Electric Power Co., INPEX, dan Ormat Technologies.

“Penyelesaian Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi 330 MW ini menunjukkan dukungan perusahaan yang berkelanjutan terhadap pembangunan ekonomi Indonesia dan komitmen kami untuk memberikan nilai kepada para pemangku kepentingan kami.” katanya melalui siaran pers yang diterima, Selasa (8/5). (sumber)


Perumahan Islami | Bisnis Bakrie | Bisnis Kalla | Rancang Ulang | Bisnis Khairul Tanjung | Chow Kit | Pengusaha | Ayo Buka Toko | Wisata | Medco
Read More

Tuesday, December 20, 2016

newsonline

Medco Bakal Antar Anak Usahanya IPO di 2017

 

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berencana akan membawa entitas anak usahanya melantai di pasar modal alias IPO. Hal itu sebagai tindak lanjut dari proses akuisisi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) melalui PT Amman Mineral Investama. Investor Relation Medco Energi Sonia Ayudiah mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan pertimbangan untuk memilih anak usahanya untuk IPO.

"Kalau PT-nya kita belum pasti yang mana akan dulu, masih review. Perusahaannya ada PT Amman Mineral Nusa Tenggara, di atasnya ada PT Amman Mineral Ventura baru di atasnya PT Amman Mineral Investama yang kita akuisisi. Jadi itu in direct," tuturnya di Energy Building, Jakarta, Rabu (14/12/2016). Sonia mengaku juga belum bisa mengungkapkan berapa besaran saham yang akan dilepas. Namun dipastikan dana hasil IPO akan digunakan untuk memperkuat permodalan Amman Mineral Nusa Tenggara sebagai perusahaan yang mengelola tambang tembaga dan emas tersebut.

"IPO itu kurang lebih akan men-close utang lainnya lebih dari pada itu. Setelah IPO juga akan dilakukan financing excercise lainnya untuk mendanai pengembangan berikutnya," imbuhnya. Sementara untuk utang untuk melakukan akuisisi, perseroan juga akan menerbitkan obligasi guna membayar utang dari 3 bank BUMN sebesar USD750 juta. "IPO bukan seluruhnya bayar utang, itu untuk menyelesaikan capital structure-nya agar Amman lebih bankable untuk pengembangan berikutnya," pungkasnya. (sumber)

Perumahan Islami | Bisnis Bakrie | Bisnis Kalla | Rancang Ulang | Bisnis Khairul Tanjung | Chow Kit | Pengusaha | Ayo Buka Toko | Wisata | Medco
Read More
newsonline

Ini Target Kinerja Medco pada 2017

 

Emiten minyak dan gas milik Arifin Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) memiliki target yang cukup kencang pada 2017 seiring penguatan harga minyak mentah dunia.

Direktur & Chief Operating Officer Medco Energi Ronald Gunawan, menjelaskan pada tahun depan, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$150 juta-US$180 juta. Anggaran itu belum termasuk pendanaan setelah akuisisi blok Natuna.

"Tahun ini, kami telah membayar utang US$253 juta dengan belanja modal US$100 juta-US$145 juta. Per September telah menggunakan US$87 juta. Tahun depan akan membayar utang US$60 juta," katanya dalam paparan publik, Rabu (14/12/2016).

Tahun depan, perseroan akan menerbitkan penawaran umum berkelanjutan II tahap IV senilai Rp1,5 triliun. Sampai saat ini, Medco telah merilis emisi obligasi dalam tiga tahap senilai Rp3,5 triliun dari total target PUB II sebesar Rp5 triliun.

Manajemen emiten bersandi saham MEDC tersebut mengakui bisnis inti perseroan di sektor migas akan tetap menjadi tumpuan pada 2017. Harga minyak mentah dunia yang mulai rebound dinilai terjadi lantaran adanya kesepakatan negara anggota OPEC untuk memangkas produksi.

Manajemen Medco menargetkan untuk menjadi pemimpin perusahaan migas berbiaya rendah pada tahun depan. Meski harga minyak rebound, dia tetap mempertahankan cost produksi di level US$10 per barrel.

"Sehingga, harga minyak mau US$30 per barrel, US$40 per barrel, atau US$50 per barrel, kami masih tetap profitable," ucapnya.

Perseroan pun memasang target konservatif pada 2017. Produksi minyak dan gas perseroan ditargetkan stagnan di angka 85.000 barrel ekuivalen minyak per hari (thousand barrels of oil equivalent per day/MBOEPD). Padahal, Medco baru saja merampungkan akuisisi 40% partisipasi di South Natuna Sea Block B PSC.

Tahun ini, Medco membidik produksi 58-61 MBOEPD tidak termasuk dari hasil akuisisi. Hingga kuartal III/2016, produksi Medco mencapai 63,9 MBOEPD, melonjak 21,1% dari periode yang sama tahun lalu 52,7 MBOEPD.

Kendati demikian, akuisisi Blok Natuna itu diproyeksi menambah anggaran belanja modal perseroan tahun depan. Perseroan menganggarkan belanja modal US$150 juta-US$180 juta, naik 24,13% dari tahun ini US$100 juta-US$145 juta. Manajemen telah menyerap capex US$87 juta hingga 30 September 2016.

Utang jatuh tempo tahun ini tercatat US$253 juta juta dengan dilunasi US$129 juta dan refinancing US$124 juta. Tahun depan, perseroan juga berencana membayar pinjaman senilai US$60 juta. Sedangkan, capex 2018 direncanakan US$100 juta-US$150 juta dengan utang yang harus dibayar sebesar US$70 juta. (sumber)

Perumahan Islami | Bisnis Bakrie | Bisnis Kalla | Rancang Ulang | Bisnis Khairul Tanjung | Chow Kit | Pengusaha | Ayo Buka Toko | Wisata | Medco
Read More
loading...